PANGKALPINANG, infoupdate.co — Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat inflasi 0,49 persen (bulan-ke-bulan/m-to-m) pada Oktober 2025, naik dari 0,46 persen pada bulan sebelumnya.
“Inflasi Oktober terutama didorong oleh kenaikan harga daging ayam ras, emas perhiasan, dan cumi-cumi. Ketiganya memberi andil terbesar terhadap kenaikan harga bulan tersebut,” ujar Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Toto H. Silitonga, dalam rilis Berita Resmi Statistik, Senin (3/11/2025).
INFLASI OKTOBER 2025
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama inflasi pada Oktober 2025. Komoditas daging ayam ras mencatat inflasi 8,85 persen dengan andil 0,21 persen, diikuti emas perhiasan dengan inflasi 12,06 persen (andil 0,10 persen) dan cumi-cumi mengalami inflasi 7,26 persen (andil 0,06 persen).
Secara tahunan (year-on-year), inflasi Bangka Belitung naik menjadi 2,51 persen, lebih tinggi dibanding 1,82 persen pada September 2025. Pendorong utama inflasi tahunan adalah daging ayam ras, emas perhiasan, dan cabai merah.
Sementara itu, inflasi tahun kalender (Oktober 2025 terhadap Desember 2024) tercatat 1,84 persen. Dari empat wilayah Indeks Harga Konsumen (IHK) yang dipantau, seluruh kabupaten/kota mengalami inflasi.
NILAI TUKAR PETANI (NTP) OKTOBER 2025
Nilai Tukar Petani (NTP) pada Oktober 2025 tercatat 154,73, turun 0,06 persen dibanding bulan sebelumnya. Penurunan ini dipicu oleh kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,41 persen, yang lebih besar daripada kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,34 persen. Subsektor peternakan mencatat kenaikan NTP tertinggi sebesar 4,83 persen karena kenaikan harga ayam ras yang signifikan. Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) juga naik tipis menjadi 152,76. Secara regional, NTP Bangka Belitung menempati posisi ke-4 tertinggi di Sumatera, setelah Bengkulu (211,10), Riau (193,71), dan Jambi (174,52).
PERDAGANGAN LUAR NEGERI
Kinerja perdagangan luar negeri Bangka Belitung masih mencatat surplus besar.  Nilai ekspor September 2025 mencapai US$ 173,95 juta, turun 3,46 persen dibanding September tahun lalu. Namun secara kumulatif, Januari–September 2025, nilai ekspor tumbuh 27,11 persen menjadi US$ 1.431,71 juta.
Komoditas timah tetap mendominasi dengan nilai kumulatif ekspor US$ 1.151,41 juta atau 80,42 persen dari total ekspor. Secara tahunan, ekspor timah tumbuh 0,76 persen, dan secara kumulatif meningkat 34,93 persen. Sebaliknya, ekspor lemak dan minyak hewan/nabati turun 43,60 persen, sedangkan ekspor kopi, teh, dan rempah-rempah terkontraksi 4,33 persen dibanding tahun sebelumnya.
Negara tujuan utama ekspor timah adalah Singapura, Tiongkok, dan Korea Selatan, sedangkan ekspor non-timah banyak dikirim ke Malaysia, Tiongkok, dan Myanmar. Impor Bangka Belitung pada September 2025 tercatat US$ 109,82 ribu, seluruhnya dari Tiongkok, dengan komoditas utama produk keramik.
Secara kumulatif Januari–September 2025, nilai impor mencapai US$ 5,30 juta. Dengan ekspor yang jauh lebih besar, neraca perdagangan pada September 2025 mencatat surplus US$ 173,84 juta, meningkat 27,96 persen (c-to-c).
PARIWISATA SEPTEMBER 2025
Jumlah perjalanan wisatawan nusantara ke Bangka Belitung pada September 2025 mencapai 376,20 ribu perjalanan, naik 5,50 persen dibanding Agustus 2025 dan melonjak 37,02 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Jumlah tamu yang menginap di Bangka Belitung September 2025 mencapai 52.262 orang, meningkat 1,32 persen dibanding bulan sebelumnya, namun turun 4,35 persen dibanding September 2024. Sebanyak 74,34 persen tamu menginap di hotel berbintang dengan tingkat hunian kamar 26,60 persen, menurun dibanding bulan sebelumnya maupun tahun lalu.
Kota Pangkal Pinang mencatat okupansi tertinggi 32,71 persen, sedangkan Bangka terendah 21,97 persen. Wisatawan mancanegara rata-rata menginap 2,51 malam, lebih lama dibanding wisatawan domestik yang rata-rata menginap 1,55 malam.
TRANSPORTASI SEPTEMBER 2025
Aktivitas transportasi masyarakat mengalami penurunan pada September 2025. Jumlah penumpang kapal laut berangkat tercatat 32,82 ribu orang, turun 0,63 persen dibanding Agustus 2025, sedangkan kedatangan turun 0,03 persen.
Untuk moda udara, jumlah penumpang berangkat naik 0,69 persen dibanding Agustus 2025 dan turun 5,01 persen dibanding September 2024. Penumpang datang juga naik 0,17 persen dibanding Agustus 2025, dan turun 7,68 persen dibanding tahun lalu.
Aktivitas bongkar barang di pelabuhan meningkat, sedangkan muat barang menurun dibanding bulan sebelumnya dan September 2024. Sebaliknya, di bandara, aktivitas bongkar barang menurun, sementara muat barang meningkat.
LUAS PANEN DAN PRODUKSI PADI
Berdasarkan hasil Kerangka Sampel Area (KSA) hingga September 2025, luas panen padi di Bangka Belitung diperkirakan mencapai 16.367 hektare, turun 10,09 persen dibanding 2024.
Total produksi padi tahun 2025 diperkirakan mencapai 62.978 ton, turun 18,73 persen atau setara penurunan 14.512 ton dibanding tahun sebelumnya. Produksi beras untuk konsumsi penduduk mencapai 37.329 ton, juga turun 18,73 persen atau 8.602 ton dibanding 2024. Penurunan terbesar terjadi pada Subround III (September–Desember 2025) akibat berkurangnya potensi luas panen.
PROSPEK KE DEPAN
Dengan inflasi yang tetap positif, daya tawar petani sedikit melemah, dan kinerja ekspor yang masih mencatat surplus besar, perekonomian Bangka Belitung memasuki kuartal terakhir 2025 dengan prospek relatif stabil. Namun, penurunan mobilitas transportasi, menurunnya tingkat hunian hotel, serta berkurangnya produksi padi menjadi sinyal tantangan yang perlu diwaspadai agar momentum pertumbuhan tetap terjaga.(ril/bpsbabel)



							










